Bagaimana Rasanya Bekerja di eFishery? (Part 2)
(lanjutan dari part 1)
Belum sampai jam 10 pagi, kami sudah tiba di lokasi Belawa Salfish. Perjalanan kami yang cukup lancar tanpa halangan ditambah dengan lalu lintas yang terbilang cukup sepi di pagi hari membuat kami tiba satu jam lebih cepat dari perkiraan.
Di perjalanan saya tidak lupa mengupdate status dan absen di aplikasi Slack. Salah satu keuntungan bekerja di eFishery khususnya bagi generasi milenial dan generasi Z, eFishery sudah menerapkan flexible working environment dimana kita bisa mengatur sendiri mau bekerja dari mana: ketika butuh diskusi tatap muka kita bisa ke kantor, ketika kita ingin fokus kita bisa bekerja secara remote dari rumah atau dari mana saja, dan bila dibutuhkan kita juga bisa ke lapangan. Gaya kerja ini juga dimungkinkan dengan penggunaan berbagai software kolaborasi untuk berbagai macam keperluan mulai dari Slack untuk berdiskusi, Trello dan Clickup untuk task management, dan lain-lain. Tentu saja kebebasan yang diberikan tidak kebablasan, ada aturan-aturan dari tim people operations yang harus ditaati demi kelancaran proses kerja, salah satunya adalah dengan mengupdate status lokasi dan absen di aplikasi Slack untuk memudahkan koordinasi dengan rekan-rekan lain yang mungkin sewaktu-waktu membutuhkan kita.
---
Setelah turun dari mobil, kami mengobrol dengan Mas Bayu dan Mas Muklis dari Belawa Salfish, untuk saling meng-update kabar terkini dari masing-masing. Selang beberapa waktu setelah kami datang, sebuah mobil GranMax putih memasuki pekarangan parkir Belawa Salfish dan 2 orang pemuda dengan t-shirt tosca seragam eFishery keluar dari dalamnya. Nama dua pemuda itu adalah Taja dan Agung, 2 orang FTS (Field Technical Support) eFishery yang bertugas di area Cirebon dan sekitarnya. Memang kami sudah janjian dengan mereka pada hari ini untuk meminta bantuan mereka melakukan instalasi feeder di kolam riset.
---
Lebih jauh tentang FTS, sebenarnya siapa mereka? Bisa dibilang mereka adalah garda terdepan yang mewakili eFishery di hadapan petani yang menggunakan smart feeder. Segala sesuatu mulai dari melakukan instalasi pertama kali, melakukan edukasi cara penggunaan feeder, memperbaiki bila ada masalah ataupun melakukan perawatan berkala pada feeder, dan juga hal-hal lainnya seperti membantu tim customer service menjaga silaturahmi dengan petani, hingga membantu mengambil berbagai data untuk keperluan riset tim lain (produk, bisnis, marketing, dan lain-lain) mengandalkan peran dari teman-teman FTS. Mereka ditempatkan di berbagai kota dan provinsi di manapun di mana ada feeder eFishery disana.
Secara pribadi, saya salut dan bangga dengan tim FTS yang ada di lapangan. Karena yang saya tahu, mereka adalah orang-orang yang sangat berdedikasi dan siap menolong petani kapan saja dibutuhkan. Mengobrol dengan mereka juga dapat membuat saya mengetahui detail-detail kejadian di lapangan yang mungkin tidak bisa semuanya terlapor ke head office melalui data yang tertulis.
---
Akhirnya misi utama untuk memasang feeder pun dimulai. Mas Bayu menunjukkan 2 kolam bersebelahan yang sudah disiapkan untuk riset kami. Satu kolam sudah terpasang feeder di sisinya hasil pekerjaan dari kunjungan sebelumnya, tinggal memasang satu feeder lagi yang penempatannya digantung di atas. Tim FTS dan hardware engineer pun mulai sibuk menyusun dan mendirikan rangka, meletakkan feeder pada rel di rangka, dan memasang tali untuk menggeser-geser posisi feeder: antara di tengah untuk mengeluarkan pakan dan di pinggir untuk pengisian pakan.
Sembari feeder dipasang, kami berdiskusi dengan Mas Bayu dan Mas Muklis mengenai teknis pelaksanaan riset seperti menentukan jumlah benih yang ditebar, target pakan, dan target waktu panen. Tim aquaculture juga mendiskusikan logbook riset untuk menyepakati data-data apa yang perlu diambil secara berkala berikut metode pengambilan datanya. Karena sepertinya Mas Bayu dan Mas Muklis tidak asing dengan riset dan data-data yang kami butuhkan pun tidak jauh dari yang biasa mereka ambil ketika riset, maka diskusi inipun dapat selesai dengan cukup lancar.
---
Setelah beberapa lama, akhirnya tim instalasi feeder juga berhasil memasang satu feeder lagi. Sayangnya riset ternyata belum bisa dimulai hari itu karena ada satu komponen hasil 3D print yang tanpa diduga meleleh setelah terkena panas terik matahari beberapa lama. Memang kami membawa cadangannya, tetapi supaya lebih aman kami memutuskan untuk menunggu dulu 2 hari untuk memastikan ketahanan dari komponen cadangan yang sudah dilapis dan dicat putih. Ini juga salah satu pelajaran yang dapat dipetik ketika trip, bahwa lapangan itu dinamis, jadi ketika kita membuat rencana segala sesuatunya harus dipikirkan dengan matang, dan tetap usahakan menyediakan buffer untuk hal-hal yang tidak diinginkan.
---
Maka berakhirlah agenda kami di Belawa Salfish pada hari ini. Sebelum pulang, kami tidak lupa berfoto bersama terlebih dahulu sebagai kenang-kenangan.
Akhirnya tim eFishery berpamitan untuk pulang ke tempat masing-masing. Di dalam hati setiap kami, terselip harapan agar riset kali ini bisa menjadi langkah awal yang baik untuk mewujudkan feeder yang terbukti meningkatkan produktivitas budidaya kolam bundar bioflok. Walaupun jalan untuk menuju ke sana masih sangat panjang dan banyak penyempurnaan yang nantinya harus kami lalui, tetapi dengan semangat bertumbuh bersama antara pembudidaya dan tim eFishery maka inovasi dunia aquaculture bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dicapai.
---
Komentar
Posting Komentar